Borobudur yang Mempesona


Magelang - Banyak candi yang tersebar di Indonesia dan semuanya mempesosa, salah satunya ialah Candi Borobudur yang berada di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati. Oleh karena itu, Borobudur selalu dipadati oleh pengunjung domestik dan mancanegara.

Kini di Borobudur telah ada tempat peminjaman sarung batik yang dipakai untuk mengunjungi candi Borobudur. “Sarung ini diadakan dengan tujuan agar pengunjung dapat lebih mengenal batik dan juga untuk menghargai tempat ibadah”, kata Eka salah seorang petugas peminjaman sarung. Dalam peminjamannya tidak dipungut biaya. Ada perbedaan dalam pemakaian sarung batik pada simpul ikatannya, simpul di pinggul kiri untuk wanita dan di pinggul kanan untuk pria. “Perbedaan pemakaian sarung hanya sebagai pembeda anatara pria dan wanita”, kata Bistri, salah seorang petugas peminjaman sarung batik. Selain ada tempat peminjaman sarung batik, di Borobudur pun terdapat 3 museum, yaitu: museum Gusbi Muri, museum Kapal Samudera Raksa, museum Arkeolog.

Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi. Borobudur di buat dengan partisipasi dua arsitek yang berasal dari tanah Jawa dan India. Tempat mempesona ini didirikan menggunakan batu andesit yang berjumlahkan tiga juta blok batu.

Darisman yang merupakan petugas penanggungjawab Borobudur mengatakan bahwa Borobudur didirikan dengan tujuan peribadatan umat Budha namun kini digunakan untuk tempat pariwisata juga. Ia juga menjabarkan tingkatan-tingkatan Candi Borobudur, anatara lain: bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk, disebut juga sebagai surganya manuasia. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.

Candi nan indah ini tadinya adalah sebuah bukit yang diubah menjadi candi yang tersusun dari jutaan bongkah batu. Candi tersebut pernah mengalami beberapa pemugaran, diantaranya dikarenakan pemboman oleh para teroris dan ada pula yang diakibatkan tidak adanya perawatan sebelum tahun 1971. “Tidak adanya perawatan mengakibatkan bangunan candi ditumbuhi tanaman yg mengubah konstruksi bangunan dan hilangnya kepala arca-arca yang ada di Candi tersebut, ada pula hilangnya batu-batuan akibat diambili oleh para warga untuk alat rumah tangga, namun sudah diadakan pengambilan batu-batuan tersebut walaupun tidak semua karena ada pula yang tertimbun tanah.” kata Darisman.

Meletusnya Gunung Merapi pada tahun 2010 menimbulkan hujan abu yang mengakibatkan tertutupnya bagian candi oleh lapisan-lapisan abu setebal dua setengah senti meter, dan butuh waktu lama untuk membersihkannya. Darisman mengatakan bahwa pengerukan abu terbagi menjadi beberapa tahapan, diantaranya: dibersihkan memakai alat yang terbuat dari kayu, tidak boleh dari bahan lain. Kemudian, disapu menggunakan kuas, lalu dibersihkan menggunakan fakum, selanjutnya abu dialiri air agar turun kebawah mengikuti alirannya. Di area kawasan borobudur kini ada tempat pengumpulan abu sementara. Karena belum selesainya pembersihan bagian atas candi, area tersebut tidak bisa dikunjungi para pengunjung. Pembersihan kini diperkirakan sekitar tujuh puluh lima persen.

Walau pembersihan abu belum seratus persen rampung, namun Candi Borobudur tetaplah mempesona di mata para pengunjung. “Saya merasa bangga bisa mengunjungi Candi Borobudur, karena selain kita berwisata, kitapun dapat belajar kebudayaan Indonesia dengan datang kesini” kata Arinda, salah seorang pengunjung yang sedang melakukan fieldtrip.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah sosiologi komunikasi

cerita bersambung "Selamanya Cinta"

Drama in English