makalah sosiologi komunikasi

Sosiologi komunikasi

(Perubahan Sosial Masyarakat yang Kini Lebih Tertarik Pada Inovasi Produk (makanan/pangan) yang Serba Organik)



BAB I

PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang

Pembahasan tentang “Perubahan Sosial Masyarakat yang Kini Lebih Tertarik Pada Inovasi Produk(Makanan/Pangan) yang Serba Organik” ini saya kemukakan, karena saya melihat tingkat konsumsi terhadap inovasi produk organik lebih diminati dibandingkan dengan produk yang non organik, perubahan ini mempengaruhi sitem sosial dalam masyarakat sebagai konsumennya. Pada pembahasan ini sayapun akan menghubungkannya dengan teori sistem sosial Talcott Parsons, karena dalam adopsi/penggunaan inovasi terdapat perubahan sosial yang juga berhubungan dengan sistem sosial masyarakat.

2.2. Tujuan

· Agar kita tahu perubahan yang terjadi ketika mengkonsumsi suatu inovasi produk organik.

· Kita bisa menganalisa perubahan sosial apa saja yang terjadi saat pengkonsumsian produk organik mulai menjadi kebiasaan bagi konsumennya.

· Memberitahukan bahwa pengkonsumsian produk organik, dapat merubah sistem sosial masyarakat.

2.3. Manfaat

· Orang yang membaca makalah ini akan menambah wawasannya tak hanya tentang pengkonsumsian inovasi produk organik, tapi wawasan tentang perubahan suatu sistem sosial di dalamnya.

· Saya sebagai penulis memetik manfaat, yaitu saya dapat belajar menganalisa suatu perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat yang dikarenakan merebaknya pengkonsumsian inovasi produk organik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

Perubahan-perubahn sosial selalu dipengaruhi oleh hal-hal baru di masyarakat yang menciptakansuatu yang berbeda dengan keadaan sebelumnya dalam sistem sosial. Jadi, pada kondisi sosial lama terdapat perbedaan, kemudian pada waktu yang berbeda dan di antara sistem sosial yang sama. Maka kondisi ini akan melahirkan perubahan sosial.

Sesuatu yang menyebabkan perubahan dalam masyarakat itu selalu berhubungan dengan difusi inovasi, di mana perubahan dipacu oleh penyebaran suatu pengetahuan yang baru. dengan demikian, dalam proses difusi inovasi terjadi kegiatan mengomunikasikan pengetahuan baru di masyarakat (“tradisional”=mapan).

Inovasi berkaitan dengan gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh sesorang dan masyarakatnya. Konsep baru ini terbentang antara konsep pengenalan, persuasi, dan keputusan menggunakannya (adopsi).

Difusi inovasi berlangsung pada sistem soslial sudah mulai terbuka terhadap ide-ide baru paling tidak ditandai dengan perubahan wawasan, pandangan, sikap, dan baru masuk pada perubahan perilaku. Seperti yang ditulis di atas bahwa difusi inofasi amat dekat dengan perubahan sosial, sedangkan perubahan sosial berkaitan dengan sistem sosial masyarakatnya.

Sebagaimana Talcott Parsons, dalam Ritzer (1996:238) menjelaskan teori sistem sosial, bahwa masyarakat memiliki sitem sosial yang dapat digambatkan dengan AGIL. A adalah Adaptation, di mana sistem beradaptasi dengan lingkungannya. G adalah Goal attainment. Di mana sistem memili tujuan-tujuan yang akan dicapai. I adalah Integration, di mana setiap bagian sistem berhubungan satu sengan lainnya secara erat dan saling mendukung fungsi-fungsi masing-masing. L adakah latency . sistem juga secara lain memiliki kemampuan untuk mempertahankan pola-pola, atura-aturan yang ada, bahkan memiliki kemampuan untuk memperbaiki sistem yang rusak apabila ada serangan dari luar sistem.

Sebagaimana teori sistem sosial diatas, maka perubahan-perubahan sosial yang terjadi sebagai akibat dari proses sistem sosial yang bergerak, maka setiap saat sistem sosial berhubungan dengan sistem-sistem sosial lainnya yang lebih besar maupun dalam sub sistemnya, karena selain sistem sosial, dalam sebuah sistem umum, maka sistem terdiri dari sistem budaya, sistem sosial, perilaku organisme dan sistem kepribadian.

GAMABAR 4

STRUKTUR SISTEM AKSI (RITZER, 1996:240)

SISTEM BUDAYA

SISTEM SOSIAL

PERILAKU ORGANISME

SISTEM KEPRIBADIAN

Keempat sistem ini selalu berhubungan satu dengan yang lainnya. Informasi yang diperoleh oleh individu dan lingkungannya yang lebih luas menghasilkan energi yang luar biasa untuk seseorang berubah. Karena lingkungan yang kecil dalam kehidupan seseorang, seperti lingkungan fisik akan memberi energi informasi bagi lingkungan yang ada diatasnya, sebaliknya lingkungan yang di atas mengontrol prilaku yang ada di bawahnya.

Karena itu apabila ada inovasi dalam masyarakat, maka rentang waktu yang ada dan dibutuhkan oleh sebuah inovasi bermanfaat untuk dicernakan dalam sistem aksi parson ini. Sampai kemdian seseorang dapat memiiki sebuah tindakan yang dipilihnya, menerima, atau menolak inovasi tersebut, keputusan menolak suatu inovasi sesungguhnya merupakan inovasi yang tertunda, karena dalam kurun waktu tertenyu seseorang dapat menerima inovasi kembali.

2.2. Tinjauan Masalah

Dulu sebelum industrialisasi pertanian, Kita hanya mengenal makanan organik. Saat itu para petani menggunakan pupuk alami untuk menyuburkan tanaman dan pestisida alami untuk mengusir hama. Tanaman hasil rekayasa genetika juga belum dikenal. Kini, hampir sebagian besar makanan yang kita makan dihasilkan dengan pupuk dan pestisida buatan. Beberapa buah-buahan dan sayuran hasil modifikasi genetik mungkin juga tanpa kita sadari memasuki meja makan kita.Untunglah, dalam beberapa tahun terakhir kesadaran mengkonsumsi makanan organik mulai tumbuh di masyarakat. Meskipun belum ada statistik, pertumbuhan konsumsi produk organik di negara kita kelihatannya tidak kalah dengan negara-negara maju seperti Kanada dan Amerika Serikat yang mencapai 20% lebih.

Apa itu makanan organik?

Makanan organik adalah makanan yang dihasilkan dari pertanian organik, sebuah metode produksi berdasarkan prinsip-prinsip yang dimaksudkan untuk: melindungi lingkungan, mempertahankan keanekaragaman hayati dan menghormati siklus alam.
Istilah “organik” mengacu pada cara produk pertanian dibudidayakan dan diproses. Persyaratan khusus harus dipenuhi dan dipertahankan agar produk dapat diberi label “organik”.

Tanaman organik harus dipelihara di tanah yang aman, tidak dimodifikasi secara genetis dan harus selalu terpisah dari produk konvensional. Petani tidak diperbolehkan menggunakan pestisida sintetis, organisme hasil rekayasa genetika (GMO) dan pupuk buatan. Meski demikian, residu pestisida tanaman organik tidak selalu nol karena pestisida masih dapat masuk melalui angin, air atau tanah.

Ternak organik harus memiliki akses ke luar ruangan dan diberi pakan organik. Mereka tidak boleh diberi antibiotik, hormon pertumbuhan atau produk sampingan hewani.

Agar mendapatkan label organik, sebuah produk makanan olahan harus mengandung paling sedikit 95% bahan organik bersertifikat.

Manfaat mengkonsumsi makanan organik:

Lebih bergizi

Beberapa studi menunjukkan bahwa buah dan sayuran organik (misalnya, beras, tomat, kubis, bawang dan selada organik) mengandung lebih banyak nutrisi seperti vitamin, magnesium, fosfor, zinc dan besi. Susu organik mengandung lebih banyak vitamin E.

Lebih sehat

Makanan organik tidak dibentuk menggunakan pupuk kimia, pestisida kimia serta bahan kimia lain sehingga tidak merugikan tubuh manusia. Susu organik memiliki 50-80% lebih banyak antioksidan yang mengurangi risiko tumor.

Lebih enak

Banyak orang merasa bahwa makanan organik lebih enak daripada makanan non-organik. Alasan utamanya karena makanan itu dihasilkan dengan sarana produksi alami. Makanan organik juga sering dijual secara lokal sehingga masih segar.

Kelestarian Lingkungan

Menjaga lingkungan dari polusi tanah, air dan udara sehingga menciptakan dunia yang aman bagi kehidupan generasi mendatang.

Kesejahteraan Hewan

Kesejahteraan hewan merupakan aspek penting dalam produksi susu, daging, ayam dan ikan organik. Orang merasa senang mengkonsumi produk dari hewan yang tidak terkungkung sengsara dalam sangkar.

Ada beberapa hal mengapa kita harus mengkonsumsi makanan organik, yaitu:

1. Untuk menjadi sehat minimal kita dapat mulai dengan apa yang kita makan sehari-hari. Karena nasi (beras) adalah 60% s/d 70% dari total yang kita makan setiap hari, jadi nasi (beras) sangatlah berpengaruh bagi kesehatan kita. Bayangkan berapa milli gram unsur kimia yang merugikan masuk dalam tubuh kita setiap hari melalui nasi (beras) non organik tersebut?

2. Semua panganan yang dibudidaya secara konvensional menggunakan pestisida sintetis/kimia yang mengandung residu bahan-bahan kimia. Semua jenis pestisida merupakan bahan Karsinogenic (zat yang ditimbulkan karena pembakaran yang bisa merangsang tumbuhnya kanker). Kalau kita memakan panganan yang demikian, secara tidak sadar kita sudah mengkonsumsi bahan-bahan kimia.

3. Anak-anak mudah terserang racun daripada orang dewasa. Sebuah penelitian dilakukan pada tahun 1980-an menyimpulkan bahwa rata-rata anak-anak terkena bahan beracun penyebab kanker empat kali lebih banyak dari pada orang dewasa, dimana sebagian berasal dari jenis-jenis makanan anak-anak yang mereka makan. Memilih makanan memiliki sebuah efek penting bagi kesehatan anak di masa depan.

4. Dengan mengkonsumsi pangan organik berarti kita ikut serta dalam pemulihan ekosistem yang telah rusak serta berperan serta secara aktif menjaga keseimbangan alam. Artinya, kita juga telah berperan dalam melindungi kualitas air, udara dan tanah. Ada beberapa racun POP (Persistent Org Pollutant) yang perlu diwaspadai akibat dari pemakaian pestisida sintetis/kimia selain DDT yang terdapat dalam tanah, udara dan air, diantaranya adalah aldrin, chlordane, dieldrin, endrin, heptachlor, mirex, toxaphenyl, hexachlorobenzene, PCB (polychlorinated biphenyls), dioxin, dan furans.

5. Dengan mengkonsumsi produk organik berarti turut melindungi kesehatan pekerja pertanian kita dan membantu perjuangan mereka bagi sebuah lingkungan kerja yang sehat.

6. Secara tidak langsung kita telah membantu dan mendukung para petani lokal bersakala kecil dalam mencapai ketahanan pangan.

7. Produk organik sebenarnya tidak mahal. Banyak biaya tersembunyi jika kita membeli produk-produk yang diproduksi secara konvensional. Harga rendah pangan-pangan konvensional menandakan bahwa para pekerja pertanian tidak menerima upah yang adil.

Seorang ibu berkomentar setelah mengkonsumsi pangan organik, diantaranya adalah: “Semenjak makan beras organik, keluhan rasa sakit mulai berkurang. Jadi kami bisa menghemat uang untuk berobat ke dokter”. “Produk organik lebih tahan lama, tidak cepat basi, begitupun berasnya, beras organik tidak cepat bau apek, sehingga saya dapat menyimpan sayuran organik dan berasnya lebih lama. Inikan dapat menghemat uang belanja!”.

8. Kualitas rasa pangan organik lebih baik. Menurut orang yang terbiasa mengkonsumsi pangan organik, terasa lebih manis dan renyah, dan kesegarannya juga lebih beraroma wangi, empuk, dan lebih awet.

Adapun salah satu orang yang menjadi konsumen dari peroduk (makanan/pangan) organik tersebut yang ditulis dalam sebuah artikel makanan organik, yaitu Meity Pondaaga (57), pensiunan Citibank yang kini menjadi konsultan perbankan, sekitar empat tahun lalu mulai mengonsumsi sayuran organik. Keputusan mencoba sayuran organik dipicu oleh tersedianya makanan tersebut di sebuah toko swalayan. Sebelumnya dia sudah banyak membaca mengenai makanan organik dari majalah-majalah kesehatan asing.

APA yang masuk ke tubuh, semuanya ada efeknya. Obat saja ada efek sampingnya, bagaimana dengan makanan yang kita makan? (Itu) pakai pupuk apa, bahan kimia apa, pasti ada efeknya ke tubuh," kata Meity. Apa yang kita makan katanya akan menentukan siapa kita. Ungkapan ini tentu saja tidak semata-mata menyangkut makanan apa yang kita makan, di mana kita makan, dan bagaimana kita memakan makanan itu. Pengaruh sangat jelas makanan adalah terhadap kesehatan serta kebugaran tubuh, dan sampai batas tertentu, kecantikan dan kemudaan kita.

Dengan alasan kesehatan itulah kini semakin banyak orang-setidaknya di Jakarta-yang sukarela mau merogoh kantong mereka untuk membeli makanan organik. Makanan itu juga semakin banyak ditawarkan di berbagai toko swalayan, bahkan ada restoran-restoran yang menyediakan menu khusus sayuran dan daging ayam yang diproduksi secara organik.

BAB III

PEMBAHASAN

Kita telah membahas tentang teori dan masalah dalam tinjauan pustaka pada bab sebelumnya. Pada bab pembahasan, keduanya akan dikaitkan satu sama lain.

Pada dasarnya sistem fungsional AGIL dan sistem tindakan/aksi umum, berjaitan satu sama lain. Dapat di gambarkan sebagai berikut:






L


I


SISTEM BUDAYA

SISTEM SOSIAL

PERILAKU ORGANISME

SISTEM KEPRIBADIAN






A


G



Jadi perilaku organisme berhubungan dengan sistem Adaptation, sitem kepribadian berhubungan dengan Goal Atainment, Sitem sosial berhubugan dengan Integration, dan sistem budaya dengan Latency.

Jika digambarkan dengan permasalahan yang terjadi pada penggunaan produk (makanan/pangan) organik, sebagai berikut:

Perilaku Oranisme: Disebutkan bahawa kini pengkonsusmsian produk organik mulai kembali merebak, itu dikarenakan banyaknya manfaat dari hal tersebut, diantaranya: Lebih bergizi, lebih sehat, lebih enak, untuk kelestarian lingkungan dan juga kesejahteraan hewan, serta banyak lagi manfaat yang dapat diambil yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Karena tuntutan untuk sehat, lalu pemikiran tentan manfaat yang beragam perilaku organisme setiap individu/kelompok mayarakat mulai tertarik untuk mengkonsumsi makanan/pangan organik tersebut, mereka mulai beradaptasi dengan makanan/pangan yang serba organik, tak hanya dengan bagaimana cara mengkonsumsinya, tapi juga dengan harga yang relatif lebih mahal.

Sistem Kepribadian: pengkonsumsian bahan pangan organik juga di pacu untuk pencapaian susatu tujuan/ goal attainment, yaitu mereka yang mengkonsumsi menginginkan hidup sehat, terhindar dari penyakit, dan mencapai tujuan-tujuan lainnya. Tujuan tersebut memacu sistem kepribadian individu/kelompok masyarakat lebih memilih mengkonsumsi makanan/pangan organik dibandingkan yang non organik yang kurang baik bagi kesehatan.

Sistem Sosial: dalam sistem sosialnya, individu/kelompok masyarakat yang telah menjadi konsumen inovasi produk (makanan/pangan) organik mengintegrasi sistem-sistem yang ada pada dirinya dalam pengkonsumsian produk organik tersebut.

Sistem Budaya: dalam hubungannya dengan latency, jadi individu/kelompok masyarakat akan lebih mempertahankan pengkonsumsian inovasi produk (makanan/pangan) dalam jangka waktu yang lama atau bahkan akan terus digunakan (adopsi) terus menerus karena mengingat banyak sekali keuntungan yang didapat dari pengkonsumsian produk tersebut.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Jadi perubahan sosial pada sistem sosial masyarakat pada pengkonsusmsisan produk (makanan/pangan) organik, yaitu mereka lebih memilih untuk mengkonsumsi produk organik dibandingakan yang non organik. Itu disebabkan manfaat/hasil yang dapat diambil dari hal tersebut. Dan menjadi pengkonsumsian produk organik akan bertahan sangat lama atau bahkan terus menerus, seperti yang dialami oleh orang-orang yang sudah pernah mengkonsusmsianya, ang disebutkan pada bab sebelumnya.

4.2. Saran

Karena manfaat yang dapat diambil dari pengkonsumsian produk organik, baik untuk kesehatan, terhindar dari penyakit, dan juga lainnya, disarankan untuk merubah pola konsumsi anda pada hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: kencana.

. 2010. “Women Health: Mengapa Kita Sebaiknya Memilih Makanan Organik?”. http://sweetspearls.com/health/mengapa-kita-sebaiknya-memilih-makanan-organik/

. 2011. “Cara Budidaya: Mengapa Harus Organik?”. http://carabudidaya.com/mengapa-harus-organik/

.2007. “ARTIKEL MAKANAN ORGANIK: Pilih Makanan Organik Untuk Kesehatan Anda”. http://dietorganik.bravehost.com/artikel-makanan-organik-organic-food.htm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cerita bersambung "Selamanya Cinta"

Drama in English